Iklan Pulau atau Island Advertising, Alternatif Dalam Beriklan Di Media Cetak

Melemahnya daya beli masyarakat dalam hal konsumsi disadari oleh biro iklan bukan sebagai halangan untuk tetap mengajak produsen agar tetap beriklan. Karena pada dasarnya kebutuhan untuk berpromosi atau beriklan tidak hanya dilakukan semasa ekonomi tidak mengalami krisis tetapi di masa sulit pun harus tetap dilakukan.

Untuk mensiasati pesan yang akan disampaikan oleh produsen agar tetap efektif, biro iklan berusaha kreatif dalam menciptakan bentuk-bentuk iklan baru dengan tujuan agar konsumen tetap dapat menerima dan menangkap iklan yang disampaikan yang akhirnya dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian produk tersebut. Bentuk-bentuk iklan yang diciptakan berusaha memperlihatkan bentuk iklan yang benar-benar berbeda dan bukan merupakan iklan paritas sehingga dapat menarik perhatian orang.

Bentuk-bentuk iklan yang tampil beda tersebut tampaknya sudah menjadi tuntutan kreatifitas dalam media placement dalam situasi sulit seperti ini. Bagaimana pengelola media, kreatif mengoptimalkan halaman iklan untuk menjaga agar pemasukan iklan tetap berjalan normal. Di lain pihak kreatifitas yang dimaksud sebetulnya juga merupakan kebutuhan perencana iklan untuk mengoptimalkan fungsi iklan mereka.

Agar iklan yang terpasang benar-benar mampu merebut perhatian pembaca atau pemirsa, perencana iklan melakukan pemasangan iklan-iklan berukuran besar atau berbentuk abnormal. Sesuatu yang abnormal, atau berbentuk tidak biasa selalu menarik perhatian. Ukuran abnormal yang dimaksud antara lain adalah iklan pulau (island advertising) yaitu iklan display yang dipasang di tengah artikel halaman koran atau di tengah rimba iklan baris. Di kalangan media sendiri, iklan pulau atau island ad ini juga dikenal dengan nama lain Kreatif Media. (to be continued :-)